Kamis, 24 September 2009

APENDISITIS

APENDISITIS


Definisi
Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat ileosecal (Long, 1996).
Apendiks adalah ujung usus seperti jari yang kecil, panjangnya kira-kira 10 cm (4 inchi), melekat pada sekum tepat di bawah ileosecal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum, karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi yang disebut apendisitis (Smeltzer & Bare).

Etiologi
Apendisitis bisa terjadi akibat terlipat atau tersumbat yang disebabkan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Infeksi bakteri bisa juga menyebabkan apendisitis

Patofisologi
Peradangan dimulai bisa dari obstruksi fekalit atau infeksi bakteri, sebagian atau seluruh apendiks bisa menjadi membengkak. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menyebabkan defisit aliran darah karena bengkak sehingga terjadi hipoksia yang menyebabkan neksosis dan gangren serta bisa berlanjut menjadi perforasi. Tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atau menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen.

Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada apendisitis adalah:
1. Nyeri kuadran kanan bawah pada abdomen disertai demam ringan, mual muntah, dan hilang nafsu makan.
2. Nyeri tekan local pada titik Mc.Burney bila dilakukan tekanan.
3. Nyeri tekan lepas.
4. Spasme otot.
5. Konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks.
6. Bila apendiks melingkar di belakang sekum nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal, bila ujungnya ada di pelvis tanda-tanda ini hanya dapat diketahui pada pemeriksaan rectal.
7. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada di dekat rectum, nyeri saat berkemih menunjukkan bahwa ujung apendiks berada dekat dengan kandung kemih atau ureter.
8. Tanda rosving dapat timbul dengan melakukan palpasi pada kuadran kiri bawah yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah.
9. Apabila apendiks telah ruptur nyeri menjadi lebih menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik dan kondisi pasien memburuk


Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerikasaan fisik lengkap
2. Hitung darah lengkap menunjukkan peningkatan leukosit lebih dari 10.000/mm3
3. USG menunjukkan densitas kudran kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi

Penatalaksanaan
1. Pembedahan apendektomi segera untuk mencegah perforasi
2. Antibiotik dan cairan intravena diberikan sampai pembedahan dilakukan
3. Analgesik setelah diagnosa tegak

Komplikasi
Perforasi apendiks merupakan komplikasi utama dan bisa berkembang menjadi peritonitis atau abses. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri.

Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan bertujuan menghilangkan nyeri, mencegah kekurangan volume cairan, mengurangi ansietas, mencegah infeksi.
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada apendisitis antara lain adalah kurang volume cairan berhubungan dengan diare, nyeri abdomen berhubungan dengan peradangan usus
Prinsip tindakan keperawatan pada apendisitis adalah:
1. Posisi klien semifowler untuk mengurangi nyeri abdomen
2. Perawatan insisi
3. Ajarkan klien dan keluarga untuk perawatan luka insisi
4. Anjurkan klien untuk kontrol dan pengangkatan jahitan pada hari kelima sampai ketujuh
5. Motivasi klien untuk beraktivitas normal setelah 2 sampai 4 minggu

GAGAL JANTUNG

A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan ketidak mampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup keseluruhan tubuh guna memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.

B. Etiologi
1. Gangguan kontraktilitas, seperti :
a. Iskemik dan infark
• Regurgitasi mitral
• Regurgitasi aorta
b. Kardiomlopati dilatasi
2. Kelebihan beban tekanan (presure overload)
a. Hipertensi
b. Stenosis Aorta
3. Kelainan irama, seperti :
a. Ventrikel fibrilasi
b. Fluiter
c. Rachicandi
d. Bradicardi
e. Gangguan kenduksi

C. Tanda dan gejala
1. Sesak napas baik saat baring maupun aktivitas
2. Sianosis
3. Akral dingin
4. Gelisah
5. Oedema
6. Distensi vena leher
7. Kelelahan
8. Pusing
9. Sinchope
D. Patofisiologi
Fungsi jantung sebagai sebuah pompa dindikasikan untuk memenuhi suplay darah yang adequat keseluruhan tubuh untuk metabolisme tubuh baik daam keadaan istirahat maupun saat terjadi stres fisiologis.

Mekanisme mendasar dari gagal jantung adalah terjadinya gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah.
Sebagai akibat gagal jantung tubuh akan mengaktivasi sistem mekanisme kompensasi melalui :
1. Peningkatan sistem syaraf simpatis
Meningkatnya aktivitas simpatis akan merangsang pengeluaran hormon oleh medula adrenal untuk melepas noor efineprin dari syaraf adrenergik jantung sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan denyut jantung untuk mempertahankan curah jantung tetap stabil.

2. Peningkatan Sistem Renin Anglotensin Aldosteron
Aktivasi Renin Angiotensin Aldosteron dapat meningkatkan Aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan air oleh ginjal yang menyebabkan, urine output menurun. Akhirnya frekwensi jantung dan isi sekuncup meningkat akibat terjadi peningkatan volume darah sirkulasi dan aliran balik vena.

3. Peningkatan ADH oleh sistem Adrenal
Akibatnya juga meningkatkan retensi air sehingga urine output menurun, volume sirkulasi meningkat. Peningkatan volume sirkulasi akan menaikkan aliran balik vena ke jantung sehingga peelood juga meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan tekanan hoarostatik kemudian terjdi oedema.

Intinya gagal jantung terjadi karena adanya peningkatan tekanan pengisian (preload) dan peningkatan beban akhir (aflerioad) sehingga tekanan atrium dan ventrikel kiri meningkat akibat dari kegagalan mekanisme kompensasi tubuh (jantung) untuk mempertahankan curah jantung.

E. Faktor Pencetus
1. Miocard infark
2. Hipertensi
3. Anemia
4. Febris dan infeksi
5. Artitmia
6. Stress

F. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan gagal jantung adalah :
1. Mengurangi prelcad
Melalui pembarasan, cairan, masuk dan, pemberian diuritik
2. Mengurangi afterload
Dengan pemberian vasodilator (Ace Intipitor)
3. Meningkatkan kontraktifitas
Pemberian inchropic
Pengobatan non farmakologi
1. Diet RG
2. Dukungan istirahat
3. Manajemen stress
4. Aktivitas fisik
5. Perilaku sehat
6. Mengurangi BB

G. Pemeriksaan Penunang
1. Laboratorium
a. Hematologi : Hb. Ht. Leucosit
b. Elektrolit : K. Na. Cl dan mg
c. Gula darah
d. SGOT / SGPT
e. Ureum, kreatinin, BUN dan Urine lengkap
2. EKG
a. Gambaran penyakit jantung koroner : infak, iskemik
b. Pembesaran jantung
c. Aritmia
d. Gangguan konduksi

3. Radiologi
a. Gambaran pembesaran jantung
b. Kongesti lapangan paru
c. Oedema

H. Komplikasi
1. Oedema paru
2. Gagal napas akut
3. Syok kardiogenik
4. Asidosis

I. Diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pada :
1. Kriteria utama
a. Sesak napas saat baring (ortofnev)
b. Sesak napas saat aktivitas (Dyspnev on effort)
c. Kardiomegali
d. Peningkatan JVP
e. Adanya gallop

2. Kriteria tambahan
a. Oedema pergelangan kaki
b. Batuk
c. Hepatomegali
d. Effusi fleural
e. Taklkardi
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat angina
b. Riwayat hipertensi
c. Riwayat infark miocard
d. Riwayat bedah jantung
e. Riwayat penyakit katup jantung dan penyakit jantung bawaan

4. Pemeriksaan fisik
a. Mata (konjungtiva, sklera)
b. Leher (JVP, bising arteri karotis)
c. Paru ( pergerakan, bentuk ddada dan pernapasan seperti irama suara napas, frekwensi, ronchi, krekels)
d. Jantung (TD, Nadi  irama, frekwensi dan isi, suara tambahan gallop)
e. Abdomen (acites, bising usus, kepatomegali)
f. Extremitas (akral dingin, oedema, sianosis)

5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. EKG
c. Poto thorax
d. Radionuklir

6. Pengobatan
a. Divertik
b. Vasodiktor
c. Ace innibitor
d. Digitalis
e. Ooxygen
f. Inotropik



7. Diagnosa kepeprawatan yang mungkin muncul
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan menurunnya kontrakhlitas miocard
b. Pola napas tidak efektiv berhubungan dengan cemas, menurun komplain paru
c. Bersihkan jalan nafas tidak efektiv berhubungan dengan penumpukan cairan di alveoli
d. Gangguan keseimbangan cairan (kelebihan volume cairan) berhubungan dengan menurunnya aliran keginjal.
e. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
g. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosecti perawatan dan perkembangan penyakit.

Rabu, 16 September 2009

Senin, 14 September 2009

TIPS MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA

TIPS MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA


Dalam setiap bisnis, Anda tidak akan lepas dari persaingan. Apalagi jika bisnis Anda sukses, tentu pesaing-pesaing baru akan mengikuti kesuksesan Anda. Strategi yang biasa digunakan para pebisnis dalam menghadapi persaingan adalah perang harga. Masalahnya, jika Anda perang harga, maka Anda harus siap kehilangan sebagian profit. Dan perang harga yang berkepanjangan hanya akan ‘merusak’ bisnis secara keseluruhan. Bagaimana cara menghadapi persaingan dalam bisnis tanpa harus menurunkan harga ?
1. Pilih Pesaing Yang Tepat
Menghadapi persaingan membutuhkan energi, waktu dan biaya. Karena itu, sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya Anda menetapkan siapa pesaing Anda saat ini. Jangan sampai salah dalam menetapkan pesaing. Siapa pesaing Anda akan menentukan bagaimana cara menghadapinya. Pesaing Anda boleh jadi skala bisnis lebih kecil atau lebih besar dari Anda. Pesaing Anda juga boleh jadi tidak dari kategori bisnis yang sama dengan Anda.
2. Fokus Kepada Keunggulan Anda
Jika selama ini bisnis Anda sudah ‘jalan’, saya yakin bisnis atau produk Anda memiliki keunggulan. Buktinya ada yang beli, kan ? Menghadapi sengitnya persaingan, Anda harus focus pada keunggulan bisnis atau produk Anda. Jika misalnya keunggulan bisnis Anda terletak pada kualitas produk, maka pertahankan kualitas tersebut. Lebih baik lagi tingkatkan kualitas produk Anda. Dan dalam setiap promosi, tonjolkan saja keunggulan produk Anda tadi. Contoh lagi, kalau keunggulan Anda terletak pada kecepatan pelayanan, maka keunggulan inilah yang harus Anda pertahankan dan tingkatkan
3. Fokus Kepada Kelemahan Pesaing
Tahukah Anda apa kelemahan pesaing Anda saat ini ? Jika sudah tahu, mengapa Anda tidak menggunakan kelemahan pesaing Anda untuk kesuksesan bisnis Anda sendiri ? Sediakan untuk customer Anda apa yang tidak disediakan pesaing. Berikan customer Anda apa yang tidak diberikan pesaing Anda.
4. Belajar Dari Pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaik. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda Menghadapi persaingan tidak sebelumnya, atau belajar dari pengalaman orang lain dalam menghadapi persaingan. melulu urusan strategi bertindak, tapi juga bagaimana sikap dan mental Anda. Tidak ada salahkan Anda belajar kepada mereka yang berpengalaman
5. Keluar Dari Persaingan
Persaingan kadang tidak selalu harus Anda hadapi. Ada kalanya dalam kondisi tertentu, Anda harus keluar dari persaingan. Keluar dari persaingan bukan berarti menutup bisnis Anda. Keluar persaingan bisa berarti Anda mencari ceruk pasar baru, membuat produk baru, inovasi, dll
6. Berdoa
Nah, kalau ini strategi paling akhir dan harus Anda lakukan. Bagaimanapun juga, bisnis itu kan masalah rezeki. Seberapa hebatpun strategi yang Anda lakukan, hanya Tuhan saja yang menentukan hasilnya. Semoga Anda sukses dalam menghadapi persaingan bisnis. Bagaimana pendapat Anda ?

Sabtu, 05 September 2009

Anatomi Fisiologi persyarafan

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN


Sistem persarafan terbagi atas :
1. Sistem saraf pusat, yang terdiri atas :
a. Otak
b. Medulla spinallis
2. Sistem saraf perifer, yang terdiri atas :
a. Saraf aferen
b. Saraf eferen
c. Saraf otonom, yang terdiri atas :
 Saraf simpatis
 Sadar parasimpatis

OTAK
Otak terletak di dalam rongga kepala, yangpada orang dewasa sudah tidak dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala akan meningkatkan tekanan intra cranial.

Selaput otak :
1. Durameter
2. Arakhnoid
3. Piameter

Bagian-bagian otak :
1. Medulla oblongata
Merupakan pusat refeleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk, menelan, dan pengeluaran air liur dan muntah
2. Pons
Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan mensensepalon dan penghubung kortikosereberalis, yaitu menghubungkan antara hemisfer serebri dengan serebelum
3. Mensefalon
Merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas spons, yang terbagi atas dua bagian, yaitu :
 Bagian anterior
 Bagian posterior
Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan kolikulus superior. Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan
4. Serebelum
Sebagai pusat reflek yang berfungsi memepertahankan keseimbanagan dan sikap badan
5. Diensepalon
Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
 Talamus
Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan pengintegrasian
 Hipotalamus
Merupakan pusat pengatur susunan saraf otonom
 Subtalamus
Belum diketahui fungsinya secara jelas
 Epitalamus
Mempunyai peran sebagai :
 Pendorong emosi dasar seseorang
 Integrasi informasi olfaktorius
 Pengaturan sirkadian tubuh
 Penghambat hormone gonad

6. Sistem limbic
Berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan pengalaman, ekspresi kejiawaan dan emosi serta ingatan
7. Serebrum
Terdiri atas 2 hemisfer, yang dihubungkan oleh bagian putih yang disebut korpus kolosum. Setiap hemisfer terbagi menjadi 4 lobus, yaitu :
a. Lobus Frontal
 Lobus pre frontal :
Berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian, penafsiran, tingkah laku yang dipelajari danperkembangan pikiran
 Area pre sentral (korteks motorik utama ) :
Terletak persis di bagian anterior sulkus sentral. Rangsangan menimbulkan pergerakan otot yang spesifik di sisi tubuh yanglain
b. Lobus Perietal
 Area sensori somatic primer :
Menempati area setelah gyrus sentral, area ini menerima input sensori mayor, seperti rasa nyeri, suhu, sentuhan, fibrasi dan posisi dari sisi kontra leteral tubuh
 Area yang berhubungandengan sensori :
Fungsi utama dari area ini adalah mengintegrasikan informasi sensori, misalnya, ukuran, bentuk dan tekstur dari obyek

c. Lobus Temporal
Area ini memungkinkan kita menerima dan mengintepretasikan pendengaran, pembauan dan rasa, dan juga menerima serta menyimpan memori yang singkat, memberikan integrasi somatic area auditori dan area yang berhubungan dengan penglihatan. Jenis pemikiran yang dialami merupakan memori pengalaman masa lalu yang sangat terperinci, seni, musik dan rasa.
d. Lobus oksipital
 Area visul primer
Menerima input dari sebgaian ipsilateral retina bagian temporal dan sebagian konralateral retina bagian basal
 Area visual sekunder
Yang mengelilingi area visual primer, memungkinkan kita menginterpertasikan apa yang kita lihat dan mengenali makna kerja
Setiap hemisfer serebral/serenrum memproses informasi terhadap sisi tubuh yang berlawanan, misalnya korteks serebral kiri mengontrol pergerakan tangan kanan.

8. Korteks serebri
Terdiri atas traktus yang berfungsi menyesuaikan kegiatan dari kedua hemisfer otak

9. Basal gangli
Memegang peranan penting fungsi-fungsi motorik tubuh yang berhubungan dengan gerakan-gerakan otomatis dan halus

MEDULLA SPINALIS
Berfungsi sebagai pusat reflek spinal dan sebagai jalan impuls yang berjalan dari dan ke otak.

SISTEM SARAF PERIFER
1. Saraf aferen
Berfungsi membawa informasi sensorikbaik disadari maupun tidak, dari kepala, pembeluluh darah dan ekstermitas
2. Saraf eferen
Menyampaikan rangsangan dari luar ke pusat
3. Saraf otonom
Terbagi atas :
 Saraf simpatis
Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta menurunkan aktifitas saluran cerna
 Saraf parasimpatis :
Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis

CAIRAN SEREBROSPINALIS
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau yang terdapat dalam ventrikel dan mengelilingi otak serta medulla spinalis (spinal cord)

Tujuan
Berfungsi sebegai peredam bantingan dan bantalan otak dan spinal cord terhadap perlukaan akibat gerakan

Komponen
Air, sejumlah kecil protein, oksigen dan CO2. Elektrolit seperti natrium, klorida. Glukosa dan kadang-kadang limfosit.
Tekanan normal
60 – 180 mmH20

Sirkulasi cairan serebro spinalis
Sering disebut sirkulasi ke 3 sistem tertutup :
1. Cairan serebra spinalis dibentuk dalam kedua ventrikel lateral
2. masuk ke ventrikel ke-3 melalui foramen montro
3. masuk ke ventrikel ke-4 melalui aquaduktus sylvii
4. masuk ke ruang sub arakhnoid otak danmedulla spinalis melalui sepasang foramen Lucchca di bagian lateral dan foramen Magendi di bagian medial
Suplai darah otak dan medulla spinalis

Otak mendapat darah melalui 2 pembuluh darah, yaitu :
1. Arteri vertebralis
2. Arteri karotis, yang terbagi menjadi 2 bagian :
a. Arteri di daearah tengkorak, dimana pembuluh darah interna yang ada di tengkorak.
Terbagi 2, yaitu :
 Arteri serebri media
Yang merupakan lanjutan dari arteri karotis interna sesudah subarakhnoid. Sebelum percabangan terdapat arteri oftalmika yang memperdarahi orbita, dimana orbita itu sendiri memperdarahi mata, isi orbita, bagian-bagian hidung dan sinus. Apabila terdapat sumbatan pada arteri oftalmika akan terjadi stroke dan kebutaan
 Arteri serebri anterior, terbagi atas 3 bagian, yaitu :
 Nukleus kaudatus
 Puntamen
 Lobus frontalis
Apabila terjadi sumbatan pada arteri serebri anterior ini akan terjadi :
Hemiplegi, kontralateral, paralysis dan gangguan sensori
b. Arteri karotis eksterna
Arteri ini memperdarahi daerah wajah, tiroid, lidah dan farinx

Jumat, 04 September 2009

JINTEN HITAM

RATU LANGSING

SARI KURMA

KULIAH CIDERA KEPALA

CEDERA KEPALA


Pengertian:
 Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tulang tengkorak, dan otak, paling sering terjadi dan merupakan penyakit neurologik yamg serius diantara penyakit neurology dan merupakana proporsi epidemiologi sebagai hasil kecelakaan jalan raya (Brunner and Suddart, 2001)
 Cedera kepala adalah suatu bentuk trauma yang dapat merubah kemampuan otak dalam menghasilkan keseimbangan aktifitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan pekerjaan atau suatu gangguan traumatic yang dapat menimbulkan perubahan fungsi otak (Black. M, 1997 dalam kumpulan materi kuliah FIK UI 2004)

Klasifikasi
Berdasarkan patologi:
Komosio Cerebri :
 Hilangnya fungsi neurology sementara tanpa kerusakan struktur, umumnya meliputi sebuah periode tidak sadarkan diri dalam waktu yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa menit, getaran otak sedikit saja hanya akan menimbulkan pusing/berkunang-kunang atau juga dapat kehilangan kesadaran komplet sewaktu gejala:
 Jika terjadi kecelakaan, kesadaran mungkin hanya beberapa detik/menit
 Setelahnya pasien mungkin ,engalami disorientasi dalam waktu yang relatif singkat
 Gejala kecil : sakit kepala, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan memori sementara, pasif dan peka
 Amnesia retrograde (pada beberapa orang)

Kontusio Cerebri:
 Merupakan cedera kepala berat, dimana otak mengalami memar, dengan kemungkinan adanya daerah hemoragi. Pasien berada pada keadaaan tidak sadarkan diri. Gejala muncul lebih khas :
 Pasien terbaring, kehilangan gerakan, denyut nadi lemah, pernafasan dangkal, kulit dingin dan pucat
 Defekasi dan berkemih tidak disadari
 Tekanan darah dan suhu tidak normal

Berdasarkan derajat kesadaran :

Cedera Kepala Ringan
o GCS 13- 15
o Pusing  10 menit, tidak ada deficit neurology
o Gambaran scaning otak normal

Cedera Kepala Sedang
o GCS 9-12
o Pingsan > 10 menit sampai dengan 6 jam
o Terdapat deficit neurology
o Gambaran scanning otak abnormal
Cedera Kepala Berat
o GCS 3-8
o Pingsan > 6 jam
o Defisit neurology terjadi
o Gambaran scaning otak abnormal

Catatan:
Pada cedera kepala dengan GCS 13-15, pingsan  10 menit, tanpa deficit neurology, tetapi scaning otak menunjukkan adanya perdarahan, maka diagnosa bukan cedera kepala ringan tetapi cedera kepala sedang.


Perdarahan Intracranial pada cedera kepala
1. Hematom Epidural
Adalah suatu akumulasi darah pada ruang antara tulang tengkorak bagian dalam dengan meningen paling luar (durameter) Hematom ini terjadi karena robekan arteri meningeal tengah atau meningeal bagian frontal. Tanda dan gejala klasik terdiri dari:
Penurunan kesadaran ringan waktu terjadi benturan yang diikuti oleh periode lucid dari beberapa menit sampai jam dan diikuti oleh penurunan neurology dari kacau mental sampai dengan koma, dari bentuk gerakan bertujuan sampai pada bentuk tubuh dekortikasi atau deserebrasi dan dari pupil isokor sampai anisokor.
2. Hematom Subdural
Adalah akumulasi darah dibawah lapisan meningeal dan diatas lapisan arachnoid yang menutupi otak. Penyebabnya biasanya robekan pembuluh darah vena yang ditemukan diarea ini. Hematom ini terbagi menjadi :
Akut :
- Menunjukkan gejala dalam 24-48 jam setelah cedera
- Tanda klinis : TD meningkat dengan frekuensi nadi lambat dan pernafasan cepat sesuai dengan peningkatan hematoma yang cepat
Sub Akut :
- Mempunyaia gekjala klinis dari 2 hari- 2 minggu setelah cedera
- Awitan gejala klinis lebih rendah dan lebih tidak berbahaya dari pada yang akut
Kronis:
- Terjadi 2 minggu sampai dengan 3-4 bulan setelah cedera awal, hemoragi awal mungkin sangat kecil
- Dalam satu minggu atau lebih dari hemoragi, bekuan membentuk membrane mukosa yang berbentuk kapsul
- Gejala umum meliputi sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang, kadang-kadang disfagia

3. Hematom Intrakranial
Adalah pengumpulan darah 25 ml atau lebih dalam parenkim otak dan sulit dibedakan secara radiologist antara kontusio otak dengan perdarahan dalam di dalam substansi otak. Penyebab utama adalah fraktur depresi tulang tengkorak, cidera penetrasi peluru, dan getaran akselerasi-deselerasi tiba-tiba

4. Hematom Subarakhnoid
Adalah perdarahan yang terjadi pada ruang arachnoid yaitu antara lapisan arachnoid dengan piameter. Sering kali terjadi karena adanya robekan vena yang bersifat kronik.

Mekanisme cedera :
 Cedera otak dapat terjadi akibat benturan langsung atau tidak langsung pada kepala
 Baik berupa kompresi, akselerasi, deselerasi
 Kelainan dapat berupa cedera otak fokal/difus dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak
 Cedera otak fokal dapat menyebabkan memar otak, hematom epidural, sub dural, dan intracerebral
 Cedera difus dapat menyebabkan gangguan fungsional atau cedera structural yang difus
 Dari tempat benturan, gelombang kejut disebarkan keseluruh arah, bila tekanan cukup besar makan akan terjadi kerusakan jaringan otak di tempat benturan (coup) atau di tempat yang berseberangan dengan daerah benturan (contracoup)

Patofisiologi:
Trauma Cedera otak Aliran darah ke otak menurun Gangguan oksigenisasi Kekurangan suplai O2 Kekurangan suplai glukosa Gangguan metabolisme Odema Iskemia Nekrosis dan perdarahan Kematian




Manifestasi Klinis

o Gangguan kesadaran, konfusi, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba deficit neurologist, dan perubahan tanda-tanda vital
o Mungkin ada gangguan pengelihatan dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, sakit kepala, vertigo, gangguan pergerakan, kejang
o Syok mungkin menunjukkan cedera multi system

Manajemen therapy

Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15) dengan :

Simple head injury bila tanpa deficit neurology
- Dilakukan rawat luka
- Pemeriksaan radiology
- Pasien dipulangkan dan keluarga diminta untuk observasi bila terjadi penurunan kesadran segera bawa ke rumah sakit
Kesadaran terganggu sesaat
- Pasien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma dan saat diperiksa sudah sadar kembali
- Lakukan foto kepala dan perawatan luka
- Pulangkan dan bila kesadaran menurun di rumah, segera bawa ke rumah sakit

Pasien dengan Penurunan Kesadaran:
1. CKR (GCS 13-15)
Perubahan orientasi tanpa disertai deficit fokal cerebral
- Lakukan pemeriksaan fisik, perawatan luka, foto kepala, istirahat baring dengan mobilisasi bertahap sesuai dengan kondisi pasien disertai terapi simptomatis
- Observasi minimal 24 jam di rumah sakit untuk menilai kemungkinan hematom intracranial seperti sakit kepala, muntah, kesadaran menurun, gejala lateralisasi (pupil anisolor, refleks patologis positif)
- Jika dicurigai adanya hematom, lakukan scaning otak
2. CKS (GCS 9-`12)
Pada kondisi ini, pasien dapat mengalami gangguan kardiopulmoner, urutan tindakan sebagai berikut:
- Periksa dan atasi gangguan nafas (ABC)
- Lakukan pemeriksaan kesadaran, pupil, tanda fokal cerebral dan cedera organ
- Foto kepala dan bila perlu bagian tubuh lainnya
- Scaning otak bila dicurigai hematoma intracranial
- Observasi TTV, kesadaran, pupil dan deficit fokal cerebral lainnya
3. CKB ( GCS 3-8)
- Biasanya disertai cidera multiple
- Bila dicurigai fraktur cervical pasang kolarneck
- Bila ada luka terbuka dan ada perdarahan dihentikan dengan balut tegas untuk pertolongan pertama
- Observasi kelainan cerebral dan kelainan sistemik
- Hipokapnia, hipotensi, dan hiperkapnia akibat gangguan cardiopulmonal

Pemeriksaan Diagnostik
- CT Scan : adanya nyeri kepala, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran, mengidentifikasi adanya sol, hemoragi, menentukan ukuran vntrikel, pergeseran jaringan otak
- MRI : Mengidentifikasi perfusi jaringan otak, misalnya daerah infark, hemoragik
- Angiografi cerebral : Menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran cairan otak akibat odema, perdarahan, trauma
- EEG : memperlihatkan keberadaan/perkembangan gelombang patologis
- Sinar X : Mendeteksi adanya perubahan struktur tulang tengkorak, pergeseran struktur dari garis tengah (karena perdarahan)
- BAER (Brain Audio Evoked Response) untuk melihat korteks dan batang otak
- PET (Position Emmision Tomografi) menunjukkan aktifitas metabolisme pada otak
- LP :Mungkin adanya perdarahan subarachnoid, menganalisa cairan otak

Laboratorium:
 AGD untuk mengetahui adanya masalah ventilasi perfusi atau oksigenasi yang dapat meningkatkan TIK
 Kimia Darah untuk melihat keseimbangan cairan dan elektrolit yang berperan dalam peningkatan TIK dan perubahan status mental
 Pemeriksaan Toksikologi untuk mendeteksi obat yang mungkin menimbulkan penurunan kesadaran
 Kadar anti konvulsan darah untuk mengetahui keefektifan terapi untuk mengatasi kejang

Komplikasi
 Epilepsi
 Infeksi
 Odema
 GI Tract :
- Sering ditemukan gastritis erosive/lesi GI 10-14%
- Kelainan fokal karena kelaianan akut mukosa GI atau karena kelaianan patologis atau karena cedera cerebral.
- Umumnya terjadi karena hiperaciditas , hiperfungsi kelenjar adrenal yang ditandai dengan hiperkolesterolemia
 Kelainan Hematologis
 Anemia, trombositopenia, hiperagregasi trombosit, hiperkoagulitas atau disseminated intrakoagulopati (DIC) sifatnya sementara tetapi perlu penanganan segera
 Gelisah yang dapat disebabakan oleh kandung kemih yang full, usus halus yang pecah, frakur, TIK meningkat, emboli paru
 Sesak nafas Akut akibat aspirasi, odema pulmonal, tromboemboli atau emboli lemak ke arteri pulmonal
 Tromboemboli pulmonal berasal dari trombosis vena dalam di tungkai dll
 Emboli lemak karena patah tulang
 Gejala lainnya seperti dispnea, hipotensi dan syok
 Aspirasi
 Dapat terjadi daerah-darerah infark, alveoli paru tertutup, odema dan perdarahan di dalam paru






















Data Dasar Pengkajian Pasien Cedera Kepala


Aktifitas/Istirahat
Gejala
Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan
Tanda
Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, quadriplwgi, ataksia, cara berjalan tidak tegap, masalah dalam keseimbangan, trauma ortopedi, kehilangan tonus otot, otot spastic

Sirkulasi
Gejala
Perubahan tekanan darah atau nor,mal (hipertensi), perubahan frekuensi jantung (bradikardi, takikardi yang disertai dengan bradikardi, aritmia)

Intregritas Ego
Tanda
Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi, dan impulsive
Gejala
Perubahan tingkah laku, atau kepribadian (tenang atau dramatis)

Eliminasi
Gejala
Incontinebsia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan fungsi
Makanan/Cairan
Tanda
Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
Tanda
Muntah mungkin proyektil, gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia)

Neurosensori
Gejala
Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinnitus, kehilangan pendengaran, tingling, baal pada ekstremitas
Perubahan dalam pengelihatan, kehilangan ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapangan pandang, fotofobia
Gangguan pengecapan juga penciuman
Tanda
Perubahan status mental (orietasi, kewaspadaan, perhatian, kosentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah laku dan memori)
Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata, ketidakmampuan mengikuti
Kehilangan penginderaan seperti pengecapan, pengelihatan, dan penciuman
Wajah tidak simetri, genggaman lemah, tidak seimbang, refleks tendon dalam tidak ada atau lemah
Apraksia, hemiparese, quadriplegia
Postur (dekortikasi, deserebrasi), kejang
Sangat sensitive terhadap sentuhan dan gerakan
Kehilangan sensasi sebagian tubuh
Kesulitan dalam menentukan posisi tubuh

Nyeri/kenyamanan
Gejala
Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama
Tanda
Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri hebat, gelisah tidak bisa beristirahat, merintih


Pernafasan
Tanda
Perubahan pola nafas (apnea,yang diselingi oleh hiperventilasi). Nafas berbunyi, stridor, tersedak
Ronki, mengi positif (kemingkinan aspirasi)

Keamanan
Gejala
Trauma baru/trauma karena kecelakaan
Tanda
Fraktur/dislokasi, gangguan pengelihatan
Kulit : laserasi, exoriasi, abrasi, perubahan warna seperti Raccoon Eye, tanda battle disekitar telinga (merupakan tanda adanya trauma). Adanya aliran cairan dari telinga dan hidung

Gangguan kognitif
Gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara umum mengalami paralysis
Demam, gangguan dalam regulasi susu tubuh

Interaksi social
Tanda
Afasia motorik atau sensoorik, bicara tanpa arti, bicara berulang-ulang, disartria, anomia
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala
Pengguna alcohol, obat-obatan lain
DRG menunjukkan rerata lama rawat 12 hari
Rencana pulang: Membutuhkan bantuan pada perawatan diri, ambulasi, transportasi, menyiapkan makan, beklanja, perawatan, pengobatan, tugas-tugas rumah tangga, perubahan tata ruang atau penempatan fasilitas lainnya dalam rumah

Prioritas dalam keperawatan
1. Memaksimalkan perfusi atau fungsi cerebral
2. Mencegah, meminimalkan komplikasi
3. Mengoptimalkan fungsi otak/mengembalikan pada keadaan sebelum trauma
4. Menyokong proses koping dan pemulihan keluarga
5. Memberikan informasi mengenai proses/prognosis penyakit, rencana tindakan, dan sumberdaya yang ada


Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d penghentian aliran darah oleh sol (hemoragi, hematom); edema cerebral (respon umum atau local) cedera, perubahan metabolic, takar layak obat/alcohol; penurunan tekanan darah sistemik/hipoksia (hipovolemia, disritmia jantung)
2. Risti takefektifnya pola nafas b.d kerusakan nerovaskuler (cidra pada pusat pernapasan otak), Kerusakan persepai atau kognitif, Obstruksi trakeobronkial
3. Perubahan persepsi sensori b.d perrubahan resepsi sensorik, transmisi dan/atau integrasi (trauma atau defisit neurologis)

gaya hidup organik

Tahukah Anda apakah gaya hidup organik itu?


Gaya hidup organik adalah suatu pola hidup seperti yang dilakukan oleh orang – orang jaman dahulu yaitu mengkonsumsi makanan & minuman yang tidak mengandung bahan – bahan kimia seperti zat perasa, zat pewarna, zat pengawet, zat pemanis serta bahan kimia lainnya yang umumnya bisa kita temukan di hampir semua bahan makan yang kita konsumsi sekarang. Hal tersebut kita kenal dengan istilah naturopati. Bahkan dengan konsumsi makanan organik kita bisa menjaga kesehatan tubuh kita secara preventif maupun pengobatan. Itulah mengapa orang – orang jaman dahulu bisa hidup lebih lama daripada orang – orang jaman sekarang serta lebih sehat. Kita juga tahu bahwa dulu orang tidak mengenal penyakit yang aneh – aneh seperti halnya jaman sekarang kita mengenal berbagai macam penyakit kronis seperti tumor, kanker, diabetes, ginjal, kolesterol, wasir, stroke dsb.

Lebih dari 25 tahun yang lalu, sekitar 200 perintis makanan organic di Amerika mendirikan pertanian organic di Arizona dengan tujuan untuk menyebarkan dan menjalankan gaya hidup bebas dari pencemaran. Hal tersebut menjadi titik balik dimulainya era revolusi makanan organik.

Gaya hidup organik sangat bertentangan dengan dasar – dasar teknologi makanan modern dimana seringkali produksi produk makanan menggunakan unsur – unsur berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dasar – dasar makanan organik cenderung kembali menuju alam dengan cara penanaman pertanian yang bebas dari pencemaran lingkungan, pencemaran bahan makanan serta pada waktu pemrosesan produk makanan tersebut.

Filsafat penyembuhan alami menyatakan bahwa makanan terbaik adalah obat terbaik dan makanan terbaik adalah makanan organik. Ini disebabkan karena makanan organik bisa berfungsi sebagai pembersih toksin yang sangat mengagumkan serta dapat menghilangkan lemak yang tidak diinginkan di dalam tubuh. Hasilnya adalah pembersihan toksin secara menyeluruh dalam tubuh. Selain itu, makanan organik bisa memberikan makanan bergizi tinggi bagi tubuh, mengaktifkan sel – sel tubuh, meningkatkan system regenarasi dalam tubuh serta menyeimbangkan system hormon. Selain itu bisa meningkatkan fungsi organ dalam sekaligus memelihara keseimbangan kesehatan.

Hidup dengan gaya organik dapat menjadi dasar yang ampuh untuk mencegah penyakit, sehingga seorang dokter hanya membantu kita dalam proses penyembuhan.

Karena pemrosesan di dalam tubuh sangat penting untuk keseluruhan kesehatan Anda, maka saya mengajak pembaca yang budiman untuk segera menjalankan gaya hidup organic, sehingga tubuh akan tumbuh sehat terhindar dari berbagai macam penyakit modern.