Kamis, 24 September 2009

APENDISITIS

APENDISITIS


Definisi
Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat ileosecal (Long, 1996).
Apendiks adalah ujung usus seperti jari yang kecil, panjangnya kira-kira 10 cm (4 inchi), melekat pada sekum tepat di bawah ileosecal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum, karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi yang disebut apendisitis (Smeltzer & Bare).

Etiologi
Apendisitis bisa terjadi akibat terlipat atau tersumbat yang disebabkan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Infeksi bakteri bisa juga menyebabkan apendisitis

Patofisologi
Peradangan dimulai bisa dari obstruksi fekalit atau infeksi bakteri, sebagian atau seluruh apendiks bisa menjadi membengkak. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menyebabkan defisit aliran darah karena bengkak sehingga terjadi hipoksia yang menyebabkan neksosis dan gangren serta bisa berlanjut menjadi perforasi. Tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atau menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen.

Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada apendisitis adalah:
1. Nyeri kuadran kanan bawah pada abdomen disertai demam ringan, mual muntah, dan hilang nafsu makan.
2. Nyeri tekan local pada titik Mc.Burney bila dilakukan tekanan.
3. Nyeri tekan lepas.
4. Spasme otot.
5. Konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks.
6. Bila apendiks melingkar di belakang sekum nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal, bila ujungnya ada di pelvis tanda-tanda ini hanya dapat diketahui pada pemeriksaan rectal.
7. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada di dekat rectum, nyeri saat berkemih menunjukkan bahwa ujung apendiks berada dekat dengan kandung kemih atau ureter.
8. Tanda rosving dapat timbul dengan melakukan palpasi pada kuadran kiri bawah yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah.
9. Apabila apendiks telah ruptur nyeri menjadi lebih menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik dan kondisi pasien memburuk


Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerikasaan fisik lengkap
2. Hitung darah lengkap menunjukkan peningkatan leukosit lebih dari 10.000/mm3
3. USG menunjukkan densitas kudran kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi

Penatalaksanaan
1. Pembedahan apendektomi segera untuk mencegah perforasi
2. Antibiotik dan cairan intravena diberikan sampai pembedahan dilakukan
3. Analgesik setelah diagnosa tegak

Komplikasi
Perforasi apendiks merupakan komplikasi utama dan bisa berkembang menjadi peritonitis atau abses. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri.

Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan bertujuan menghilangkan nyeri, mencegah kekurangan volume cairan, mengurangi ansietas, mencegah infeksi.
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada apendisitis antara lain adalah kurang volume cairan berhubungan dengan diare, nyeri abdomen berhubungan dengan peradangan usus
Prinsip tindakan keperawatan pada apendisitis adalah:
1. Posisi klien semifowler untuk mengurangi nyeri abdomen
2. Perawatan insisi
3. Ajarkan klien dan keluarga untuk perawatan luka insisi
4. Anjurkan klien untuk kontrol dan pengangkatan jahitan pada hari kelima sampai ketujuh
5. Motivasi klien untuk beraktivitas normal setelah 2 sampai 4 minggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar