Jumat, 26 Desember 2008

SEKEDAR WACANA

INTERAKSI DIRI

Sebagian besar hidup kita dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain. Kemampuan seseorang dalam berinteraksi dipengaruhi oleh konsep diri. Interaksi sosial dapat terjadi dimana-mana, baik dirumah ketika kita sedang berbicara dengan anggota keluarga diruang TV, dikampus ketika mahasiswa sedang berdiskusi, ditempat beribadah ketika pemuka agama sedang berkhotbah, dan juga disekolah ketika siswa sedang bertanya kepada gurunya. Suksesnya seseorang dalam melakukan hubungan antar manusia karena ia berinteraksi secara etis, yaitu ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain. Adanya interaksi kita akan membangun rasa persahabatan, menyebarkan ilmu pengetahuan. Akan tetapi dengan interaksi kita juga dapat menimbulakn rasa permusuhan, perpecahan, ketidaksukaan, dan menghambat pemikiran.

Menurut Kramer dan Gotman (1992) individu yang memiliki kesempatan untuk berinterksi dengan teman sebaya memiliki kesempatan yang lebih besar unutk meningkatkan perkembangan sosial, emosi dan lebih mudah membina hubungan interpersonal.

Konsep diri merupakan perasaan paling mendasar yang dimiliki seseorang tentang dirinya juga sebagai patokan individu bersangkutan untuk bertindak dan mengambil keputusan. Dalam konsep diri terdapat dua komponen yaitu Komponen kognitif disebut citra diri dan komponen afektif disebut harga diri.

Konsep diri menurut Horton Cooley 1864-1929 ; George Herbert Mead 1863-1931 mengatakan Setiap manusia menjadi subjek sekaligus objek persepsi, tidak terkecuali diri kita. Manusia tidak hanya menanggapi atau membuat persepsi tentang dirirnya sendiri saja, tetapi juga mempersepsikan orang lain.

Manusia dapat melakukan hal tersebut karena dia membayangkan dirinya berdiri didepan cermin dan melalui cermin tersebut ia mengamati dirinya. Dengan cermin itu kita akan membayangkan bagaimana orang lain memandang kita dan kemudian kita membaynagkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita.

Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif tetapi juga penilaian kita tentang diri kita. Pada dasarnya oarang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Konsep individu mengenai dirinya timbul dari interaksi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi pada orangtua kita, saudara kita, teman sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Sebagai individu manusia tidak terlepas dari individu lainnnya,sebab mereka saling membutuhkan dalam kehidupannya bermasyarakat seperti yang ditegaskan Soejono Soekanto (1998:33) yang menyatakan bahwa manusia mempunyai dua naluri keinginan pokok yaitu :

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat)

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.

Dari hasrat dan keinginan tersebut ia berusaha menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap kedua lingkungan tersebut dengna kecakapan dan kemampuannya masing-masing.

Berbagai pandangan dan penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat eksternal dan internal. Faktor ekstenal diantaranya ialah kontak anak dengan orangtua, interaksi teman sebaya, aktifitas dan partisipasi sosial. Sedangkan faktor internalnya yaitu konsep diri (Rakhmat,2000). Hal ini dikarenakan setiap orang sedapt mungkin bertingkah laku sesuai konsep dirinya.

Kontak anak dengan orang tua juga mempengaruhi konsep diri anak. Karena ornagtua adalah orang yang pertama kali dilihat oleh anak sejak ia bayi . Adanya kontak diantara mereka menjadikan anak belajar dengan lingkungan sosialnya dan pengalaman bersosialisasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku sosialnya. Selain itu, sikap dan hubungan perasaan yang baik antara orangtua dengan anak juga akan mempengaruhi konsep diri anak.

Konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan “good self esteem” dan mampu melihat diri secara realistik. Konsep diri juga merupakan gambaran seseorang yang relatif stabil tentang dirinya yang berkenaan dengan pikiran dan perasaan diri sendiri tentang psikis atau kejiwaan, fisik atau penampilan maupun sosial kemasyarakatan berdasarkan pengalaman dan interaksi dirinya bersama orang lain dalam pergaulan sehari-hari.

Kepribadian terbentuk sepanjang hidup kita dan selama itu pula interaksi menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi kita. Penting bagi seseorang untuk mengambil peranan orang lain sehingga ia dapat melihat dirinya sendiri dalam pandangan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar